Minggu, 06 Februari 2011

Diskusi Komunitas dan Peluncuran Griya Baca Komunitas Nurul Huda


 Peluncuran Griya Baca Komunitas Nurul Huda kelurahan Margorejo kec. Metro Selatan yang dilaksanakan pada hari Senin/17 Januari 2011 bertempat di Masjid Nurul Huda dirangkai dengan diskusi komunitas dengan pembicara : DR. Khaidarmansyah dari Kadis Pendidikan Kota Metro mewakili bapak Hi. Lukman Hakim Wali Kota Metro yang berhalangan hadir, Hesma Eryani dari Koran harian Lampung Post dan Agus Riyanto dari Tim MAARIF Institute Kota Metro.

Pada acara peluncuran griya baca komunitas nurul huda, bapak swarto yang mewakili tokoh agama dan masyarakat dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada MAARIF Institute serta rekan-rekan mahasiswa dan pelajar yang telah peduli menggagas program griya baca komunitas di kelurahan Margorejo terutama di lingkungan Masjid Nurul Huda. Mudah-mudahan apa yang telah diberikan oleh teman-teman MAARIF Institute dan rekan-rekan mahasiswa, pelajar dan Nasyiatul Aisyiyah bermanfaat bagi masyarakat. Beliau berharap kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Mas Agus Riyanto selaku pimpinan program griya baca komunitas menyampaikan beberapa hal yaitu pertama  mengenalkan secara singkat tentang  kelembagaan MAARIF Institute, dilanjutkan dengan latar belakang mengapa program ini digagas oleh MAARIF Institute bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Metro. diantara yang mendasari adalah karena visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan yang unggul dengan masyarakatnya yang sejahtera. Visi ini harus dimiliki oleh semua elemen masyarakat bukan saja menjadi visi pemerintahan Kota Metro. oleh karena itu perlu ada upaya yang terus dilakukan untuk mendorong inisiatif-inisiatif dari masyarakat itu sendiri dalam mempercepat pencapaian visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. sedangkan Filosofi keagamaan dari program ini adalah perintah Allah dalam surat Al-`Alaq sebagai ayat yang pertama kali diturunkan Allah dengan kalimat “Iqra`” yang artinya membaca.

Setelah sambutan dari MAARIF Institute, dilanjutkan sambutan dari Wali Kota Metro yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro yaitu DR. Khaidarmansyah. Beliau menyampaikan tentang beberapa kebijakan nasional di bidang pendidikan. diantaranya bahwa pendidikan adalah hak-hak dasar warga yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan kewajiban pemerintah untuk memenuhi hak warga tersebut. Dan Kota Metro dimulai sejak tahun 2005 mencanangkan visinya Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. Dengan visi tersebut ada beberapa kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Metro. Di pendidikan non formal telah membuat program “Rumah Pintar” di masing-masing kelurahan. selain itu juga ada program “Taman Baca  Masyarakat”. Dan program unggulan yang sedang dilakukan adalah program “Jam Belajar Masyarakat” yang baru saja diluncurkan. Atas nama pemerintah Kota Metro mengucapkan terima kasih kepada temen-temen MAARIF Institute yang telah membantu mendorong percepatan visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan dengan program “Griya Baca Komunitas” untuk beberapa kelurahan yang berbasis pada swadaya lokal masyarakat.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku dan bulletin komunitas dari MAARIF Institute Kota Metro kepada bapak DR. Khaidarmansyah selaku Kepala Dinas Pendidikan dan penyerahan kepada ibu Endang selaku Pengelola Griya Baca Komunitas Nurul Huda Kelurahan Margorejo Kec. Metro Selatan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan “Diskusi Komunitas” dengan tema “Strategi Percepatan Visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan yang Unggul dan Sejahtera berbasis Komunitas” dengan moderator sdr. Swarno SH dari Tim MAARIF Institute. Acara diskusi komunitas ini diawali dengan memberikan kesempatan kepada warga untuk mengajukan pertanyaan dan usulan kepada pembicara yang hadir.
Penanya pertama muncul dari bapak Khairul Anwar yaitu “bagaimana siswa yang berprestasi di kelas akan tetap diperlakukan sama dengan siswa yang lain yang tidak berprestasi ? pertanyaan kedua : “Apakah tidak mungkin pemerintah untuk lebih mefokuskan bidang olahraga tertentu pada sekolah tertentu”. Kemudian penanya kedua datang dari seorang ibu-ibu bernama ibu Juriah dari komunitas warga Margodadi dengan pertanyaan “Apakah di program griya baca komunitas bisa mendanai kegiatan-kegiatan ketrampilan usaha yang dilakukan oleh ibu-ibu ? misalnyanya usaha ketrampilan pembuatan  keripik”. Penanya ketiga yaitu datang dari bapak Teguh “Bagaimana anak-anak yang potensi tapi tidak bisa melanjutkan sekolah atau kuliah karena tidak ada biaya dari keluarga miskin padahal anak-anak ini kan asset bagi bangsa ke depan? kasihan kalau kemudian hanya bekerja di tempat-tempat konter HP atau cuman kerja di toko”.

Beberapa pertanyaan warga secara bergantian di tanggapi oleh narasumber yang hadir. Pertama ditanggapi oleh Bapak Bambang dari Kabag PLS Dinas Pendidikan. Berkaiatan dengan anak yang berprestasi  memang selama diperlakukan sama dengan siswa lain yang tidak berprestasi. tidak ada yang nama kelas unggulan khusus bagi siswa-siswa berprestasi. semestinya dalam teori pendidikan juga dikenal “Memperlakukan tidak sama atas potensi siswa yang berbeda”. Dan untuk sekolah  yang fokus  jurusan olahraga akan segera di buka di SMA Negeri 6 Metro yang akan dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjangnya”. kemudian untuk pertanyaan yang dari pak Teguh bagi siswa yang berprestasi tapi tidak mampu tetap mendapatkan perhatian akan tetapi belum maksimal di lakukan.

Kemudiian mbak Hesma Eryani dari Lampung Post menanggapi pertanyaan dari ibu Juriyah  tentang akses permodalan bagi pengembangan usaha kecil (home industry). Yang terpenting bagaimana ibu-ibu bisa memanfaatkan program griya baca komunitas ini sebagai sarana belajar bersama dan berkelompok. Ketika nanti ada keinginan bersama untuk membuat usaha dan butuh permodalan mungkin temen-temen MAARIF Institute bisa menfasilitasi dengan pihak ketiga untuk memberikan permodalan. misalnya menghubungkan dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki program CSR berupa program tanggungjawab sosial perusahaan untuk menyisihkan 2,5 % dari keuntungan perusahaan kepada masyarakat. Termasuk persoalan anak yang berprestasi tapi tidak dapat melanjutkan sekolah ataupun kuliah karena ketiadaan biaya karena orang tuanya miskin.

Mas Agus Riyanto selaku Tim MAARIF Institute menyampaikan betapa pentingnya masyarakat terus belajar bersama dan membangun kekompakan. Ketika saling belajar dan berkelompok kemudian mengalami masalah maka masalah tersebut akan dicarikan jalan keluarnya secara bersama-sama termasuk persoalan ketrampilan tertentu yang belum dikuasai dan persoalan permodalan usaha. Oleh karena itu di program griya baca komunitas yang digagas MAARIF Institute menekankan kepada masyarakat untuk saling berbagi ilmu dan ketrampilan yang dimiliki untuk kemajuan bersama. Untuk persoalan permodalan mungkin kita akan mendorong beberapa dinas yang memiliki program bantuan permodalan usaha untuk dapat menfasilitasi kelompok-kelompok usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat  termasuk perusahaan-perusahaan negara maupun swasta yang ada.

Acara diskusi komunitas berakhir menjelang sholat ashar tiba. Dan semua peserta yang hadir untuk mengunjungi tempat Griya Baca Komunitas Nurul Huda yang berada di rumah warga di samping Masjid Nurul Huda Kel. Margorejo Kec. Metro Selatan.

doc.MAARIF Institute Kota Metro.

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum.
    Saya salah satu mahasiswa pendidikan kimia Unila, mohon izin kalau diperkenankan ingin bekerja sama dengan griya baca komunitas metro. Saat ini saya sedang membutuhkan buku untuk di sumbangkan di taman baca yang sedang saya laksanakan dalam agenda program kreativitas mahasiswa. Apakah griya baca komunitas dapat membantu saya mengumpulkan buku buku yang layak baca? Terimakasih. Mohon konfirmasinya ke alamat email millaabdulhusnaa@gmail.com

    BalasHapus