Minggu, 06 Februari 2011

Program Griya Baca Komunitas


Apa yang mendasari berdirinya Griya Baca Komunitas ?
Beberapa pemikiran yang mendasari lahirnya program “GRIYA BACA KOMUNITAS “ yaitu :
1. Visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan.
2. Perlunya percepatan kualitas masyarakat (SDM) melalui sektor pendidikan non formal.
3. Membaca merupakan pintu gerbang mencapai kemajuan kehidupan manusia.
4. Pengetahuan adalah modal untuk membangun peradaban yang bermartabat demi
   
     pencerahan  kehidupan manusia dan nilai kemanusiaan.
5. Perlunya inisiatif lokal dari kelompok-kelompok masyarakat yang secara mandiri bergerak
    dan peduli untuk mempercepat pencapaian tujuan Kota Metro sebagai kota pendidikan.

Apa itu Griya Baca Komunitas :
Griya Baca Komunitas adalah wahana belajar masyarakat yang berbasis KEBUTUHAN DAN POTENSI DARI, OLEH DAN UNTUK KOMUNITAS itu sendiri untuk mengembangkan kearifan dan kecerdasan lokal.
Griya Baca Komunitas digagas dan dikembangkan oleh MAARIF Institute for Culture and Humanity daerah Kota Metro - Lampung bekerjasama dengan kelompok-kelompok elemen strategis masyarakat dalam upaya pencerdasan masyarakat di Kota Metro.

Apa Tujuan Griya Baca Komunitas ?
“Supaya Hidup lebih Bermartabat”
(supayaning urip ana urupe)

Apa targetnya Griya Baca Komunitas ?
Adapun target program Griya Baca Komunitas yaitu:
Terbentuknya 10 (sepuluh) Griya Baca Komunitas se Kota Metro di tahun
pertama program
Terkumpulnya 1001 Buku untuk setiap Griya Baca Komunitas.
Terselenggaranya pengelolaan Griya Baca Komunitas di setiap komunitas kelurahan yang berbasis kebutuhan dan potensi dari, oleh dan untuk komunitas dengan kegiatan-kegiatan pendukung yang produktif, edukatif, inovatif dan menyenangkan.

Apa fungsi Griya Baca Komunitas ?
Fungsi dari Griya Baca Komunitas yaitu sebagai :
Pusat belajar dan pembelajaran komunitas
Pusat pelatihan & pengembangan ketrampilan komunitas
Pusat pengembangan potensi kewirausahaan dan ekonomi komunitas untuk mendorong berdirinya kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat berupa KUB (Kelompok Usaha Bersama) dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) komunitas.





Bentuk-bentuk kegiatan pengembangan yang akan Dilakukan dalam
“Griya Baca Komunitas” antara lain :

1. Pusat Belajar dan Pembelajaran Komunitas :
    Belajar Baca Qur`an (BBQ)
    Kelompok Belajar
    Bimbingan Belajar
    Kelompok Pengajian

2. Pusat Pelatihan dan Ketrampilan Komunitas :
    Pelatihan-pelatihan ketrampilan hidup warga (Life Skill)

3. Pusat pengembangan potensi kewirausahaan dan ekonomi komunitas
    Mendorong berdirinya kelompok Usaha Bersama (KUB)
komunitas
    Mendorong terbentuknya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) komunitas

Pengembangan
program kegiatan berdasarkan kebutuhan dan potensi komunitas di
masing-masing griya baca komunitas
.

Bagaimana program ini akan dilakukan ?
Program ini akan dijalankan dengan beberapa tahapan :
þ  Langkah Pertama :
Melakukan penjajakan kebutuhan (need assessment)  bersama masyarakat terhadap program “Griya Baca Komunitas” yang berkaitan dengan kebutuhan komunitas terhadap griya baca, bagaimana potensi masyarakat terhadap pengelolaan dan pengembangan griya baca agar bisa berkelanjutan.
þ  Langkah Kedua :
Penyiapan lokasi/tempat griya baca beserta perlengkapan griya baca komunitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan melalui swadaya lokal. 
þ  Langkah Ketiga :
Melakukan pendampingan manajemen  atau pengelolaan griya baca komunitas oleh  tim MAARIF Institute dan kelompok-kelompok elemen strategis lainnya yang terlibat dalam program dalam bentuk pengembangan kapasitas (capacity building) berupa pelatihan-pelatihan .
þ  Langkah Keempat :
Melakukan  penggalangan buku melalui :
q  Gerakan “Ayo Sumbang Buku ” yang berbasis pada masyarakat lokal (potensi lokal) dimana griya baca komunitas didirikan. (oleh, dari dan untuk komunitas)
q  Kerjasama dengan elemen-elemen strategis masyarakat seperti  lembaga-lembaga pendidikan dan perguruan tinggi di Kota Metro melalui “Ayo Cerdaskan Komunitas
q  Membangun Jejaring Hibah Buku dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun pihak – pihak swasta dan upaya-upaya lain yang tidak mengikat dan halal.







q  Mendata dan menginventarisir hasil penggalangan buku yang telah terkumpul dan membuat laporan berkala secara transparan kepada masyarakat.
þ  Langkah Kelima :
Menjaring “Relawan  Pencerdas Komunitas dari masyarakat lokal yang memiliki potensi dan pengalaman yang  terbaik di bidang tertentu  untuk  secara sukarela berbagi pengalaman dan keilmuannya demi kemajuan hidup  komunitas dan kemanusiaan.
þ  Langkah Keenam :
Pendampingan atas pengelolaan dan pengembangan Griya Baca Komunitas” agar lebih produktif, edukatif, inovatif, dan menyenangkan.


Siapa Managemen Program Griya Baca Komunitas ?
Program ini akan dilakukan oleh Tim MAARIF Instituite for Culture
and Humanity Kota Metro bersama kelompok-kelompok elemen strategis
Yang terlibat dalam program griya baca komunitas bekerjasama dengan
masyarakat lokal dengan tim manajemen sebagai berikut :
Koordinator Program : Agus Riyanto
Sekretaris : Muhammad Khairul Huda
Keuangan : Niken Abidiniati
Devisi – devisi Program :
Penelitian dan Pengembangan : Syamsul Hadi
Penggalangan Hibah Buku & Majalah : Swarno
Dokumentasi dan Publikasi Komunitas : Dwi Mustika
Pendampingan dan Advokasi : Nuris Septa (Koordinator Fasilitator Tim Pendamping Komunitas)

Dimana saja Program Griya Baca Komunitas akan dilakukan ?
Program Griya Baca Komunitas akan dilakukan di 10 (sepuluh)
komunitas se Kota Metro yaitu :
Komunitas
Margodadi
Komunitas Banjarsari
Komunitas Karangrejo
Komunitas Margorejo
Komunitas Ganjar Agung
Komunitas Sumbersari Bantul
Komunitas Hadimulyo Barat
Komunitas Mulyojati
Komunitas Rejomulyo
Komunitas Yosomulyo

Siapa saja kelompok strategis yang terlibat dalam Program Griya Baca Komunitas ?
Kelompok strategis yang terlibat dalam program
Griya Baca Komunitas yang dilakukan oleh MAARIF
Institute for Culture and Humanity Kota Metro yaitu :
Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Metro
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Metro
Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Metro



Diskusi Komunitas dan Peluncuran Griya Baca Komunitas Nurul Huda


 Peluncuran Griya Baca Komunitas Nurul Huda kelurahan Margorejo kec. Metro Selatan yang dilaksanakan pada hari Senin/17 Januari 2011 bertempat di Masjid Nurul Huda dirangkai dengan diskusi komunitas dengan pembicara : DR. Khaidarmansyah dari Kadis Pendidikan Kota Metro mewakili bapak Hi. Lukman Hakim Wali Kota Metro yang berhalangan hadir, Hesma Eryani dari Koran harian Lampung Post dan Agus Riyanto dari Tim MAARIF Institute Kota Metro.

Pada acara peluncuran griya baca komunitas nurul huda, bapak swarto yang mewakili tokoh agama dan masyarakat dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada MAARIF Institute serta rekan-rekan mahasiswa dan pelajar yang telah peduli menggagas program griya baca komunitas di kelurahan Margorejo terutama di lingkungan Masjid Nurul Huda. Mudah-mudahan apa yang telah diberikan oleh teman-teman MAARIF Institute dan rekan-rekan mahasiswa, pelajar dan Nasyiatul Aisyiyah bermanfaat bagi masyarakat. Beliau berharap kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Mas Agus Riyanto selaku pimpinan program griya baca komunitas menyampaikan beberapa hal yaitu pertama  mengenalkan secara singkat tentang  kelembagaan MAARIF Institute, dilanjutkan dengan latar belakang mengapa program ini digagas oleh MAARIF Institute bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Metro. diantara yang mendasari adalah karena visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan yang unggul dengan masyarakatnya yang sejahtera. Visi ini harus dimiliki oleh semua elemen masyarakat bukan saja menjadi visi pemerintahan Kota Metro. oleh karena itu perlu ada upaya yang terus dilakukan untuk mendorong inisiatif-inisiatif dari masyarakat itu sendiri dalam mempercepat pencapaian visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. sedangkan Filosofi keagamaan dari program ini adalah perintah Allah dalam surat Al-`Alaq sebagai ayat yang pertama kali diturunkan Allah dengan kalimat “Iqra`” yang artinya membaca.

Setelah sambutan dari MAARIF Institute, dilanjutkan sambutan dari Wali Kota Metro yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro yaitu DR. Khaidarmansyah. Beliau menyampaikan tentang beberapa kebijakan nasional di bidang pendidikan. diantaranya bahwa pendidikan adalah hak-hak dasar warga yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan kewajiban pemerintah untuk memenuhi hak warga tersebut. Dan Kota Metro dimulai sejak tahun 2005 mencanangkan visinya Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. Dengan visi tersebut ada beberapa kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Metro. Di pendidikan non formal telah membuat program “Rumah Pintar” di masing-masing kelurahan. selain itu juga ada program “Taman Baca  Masyarakat”. Dan program unggulan yang sedang dilakukan adalah program “Jam Belajar Masyarakat” yang baru saja diluncurkan. Atas nama pemerintah Kota Metro mengucapkan terima kasih kepada temen-temen MAARIF Institute yang telah membantu mendorong percepatan visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan dengan program “Griya Baca Komunitas” untuk beberapa kelurahan yang berbasis pada swadaya lokal masyarakat.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku dan bulletin komunitas dari MAARIF Institute Kota Metro kepada bapak DR. Khaidarmansyah selaku Kepala Dinas Pendidikan dan penyerahan kepada ibu Endang selaku Pengelola Griya Baca Komunitas Nurul Huda Kelurahan Margorejo Kec. Metro Selatan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan “Diskusi Komunitas” dengan tema “Strategi Percepatan Visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan yang Unggul dan Sejahtera berbasis Komunitas” dengan moderator sdr. Swarno SH dari Tim MAARIF Institute. Acara diskusi komunitas ini diawali dengan memberikan kesempatan kepada warga untuk mengajukan pertanyaan dan usulan kepada pembicara yang hadir.
Penanya pertama muncul dari bapak Khairul Anwar yaitu “bagaimana siswa yang berprestasi di kelas akan tetap diperlakukan sama dengan siswa yang lain yang tidak berprestasi ? pertanyaan kedua : “Apakah tidak mungkin pemerintah untuk lebih mefokuskan bidang olahraga tertentu pada sekolah tertentu”. Kemudian penanya kedua datang dari seorang ibu-ibu bernama ibu Juriah dari komunitas warga Margodadi dengan pertanyaan “Apakah di program griya baca komunitas bisa mendanai kegiatan-kegiatan ketrampilan usaha yang dilakukan oleh ibu-ibu ? misalnyanya usaha ketrampilan pembuatan  keripik”. Penanya ketiga yaitu datang dari bapak Teguh “Bagaimana anak-anak yang potensi tapi tidak bisa melanjutkan sekolah atau kuliah karena tidak ada biaya dari keluarga miskin padahal anak-anak ini kan asset bagi bangsa ke depan? kasihan kalau kemudian hanya bekerja di tempat-tempat konter HP atau cuman kerja di toko”.

Beberapa pertanyaan warga secara bergantian di tanggapi oleh narasumber yang hadir. Pertama ditanggapi oleh Bapak Bambang dari Kabag PLS Dinas Pendidikan. Berkaiatan dengan anak yang berprestasi  memang selama diperlakukan sama dengan siswa lain yang tidak berprestasi. tidak ada yang nama kelas unggulan khusus bagi siswa-siswa berprestasi. semestinya dalam teori pendidikan juga dikenal “Memperlakukan tidak sama atas potensi siswa yang berbeda”. Dan untuk sekolah  yang fokus  jurusan olahraga akan segera di buka di SMA Negeri 6 Metro yang akan dilengkapi fasilitas-fasilitas penunjangnya”. kemudian untuk pertanyaan yang dari pak Teguh bagi siswa yang berprestasi tapi tidak mampu tetap mendapatkan perhatian akan tetapi belum maksimal di lakukan.

Kemudiian mbak Hesma Eryani dari Lampung Post menanggapi pertanyaan dari ibu Juriyah  tentang akses permodalan bagi pengembangan usaha kecil (home industry). Yang terpenting bagaimana ibu-ibu bisa memanfaatkan program griya baca komunitas ini sebagai sarana belajar bersama dan berkelompok. Ketika nanti ada keinginan bersama untuk membuat usaha dan butuh permodalan mungkin temen-temen MAARIF Institute bisa menfasilitasi dengan pihak ketiga untuk memberikan permodalan. misalnya menghubungkan dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki program CSR berupa program tanggungjawab sosial perusahaan untuk menyisihkan 2,5 % dari keuntungan perusahaan kepada masyarakat. Termasuk persoalan anak yang berprestasi tapi tidak dapat melanjutkan sekolah ataupun kuliah karena ketiadaan biaya karena orang tuanya miskin.

Mas Agus Riyanto selaku Tim MAARIF Institute menyampaikan betapa pentingnya masyarakat terus belajar bersama dan membangun kekompakan. Ketika saling belajar dan berkelompok kemudian mengalami masalah maka masalah tersebut akan dicarikan jalan keluarnya secara bersama-sama termasuk persoalan ketrampilan tertentu yang belum dikuasai dan persoalan permodalan usaha. Oleh karena itu di program griya baca komunitas yang digagas MAARIF Institute menekankan kepada masyarakat untuk saling berbagi ilmu dan ketrampilan yang dimiliki untuk kemajuan bersama. Untuk persoalan permodalan mungkin kita akan mendorong beberapa dinas yang memiliki program bantuan permodalan usaha untuk dapat menfasilitasi kelompok-kelompok usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat  termasuk perusahaan-perusahaan negara maupun swasta yang ada.

Acara diskusi komunitas berakhir menjelang sholat ashar tiba. Dan semua peserta yang hadir untuk mengunjungi tempat Griya Baca Komunitas Nurul Huda yang berada di rumah warga di samping Masjid Nurul Huda Kel. Margorejo Kec. Metro Selatan.

doc.MAARIF Institute Kota Metro.